Asesmen merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam pembelajaran. Asesmen yang dilakukan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran. Karena ada asesmen yang dilakukan sebelum pembelajaran dimulai, ada ketika saat pembelajaran berlangsung, dan ada ketika selesai suatu pembelajaran. Begitu juga dengan teknik dan bentuk penilaiannnya juga beragam. Maka guru harus mempunyai keterampilan untuk memilah dan memilih asesmen yang akan dilakukan. Begitu juga untuk menentukan kriteria ketercapaian suatu tujuan pembelajaran yang sudah dilakukan.
Kriteria ketercapaian ini juga menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih/membuat instrumen asesmen, karena belum tentu suatu asesmen sesuai dengan tujuan dan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ini merupakan penjelasan (deskripsi) tentang kemampuan apa yang perlu ditunjukkan/didemonstrasikan peserta didik sebagai bukti bahwa ia telah mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan demikian, pendidik tidak disarankan untuk menggunakan angka mutlak (misalnya, 75, 80, dan sebagainya) sebagai kriteria. Yang paling disarankan adalah menggunakan deskripsi, namun jika dibutuhkan, maka pendidik diperkenankan untuk menggunakan interval nilai (misalnya 70 - 85, 85 - 100, dan sebagainya).
Dengan demikian, kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran dapat dikembangkan pendidik dengan menggunakan beberapa pendekatan, di antaranya: (1) menggunakan deskripsi dengan menggunakan daftar ceklis sehingga apabila peserta didik tidak mencapai kriteria tersebut maka dianggap belum mencapai tujuan pembelajaran, (2) menggunakan rubrik yang dapat mengidentifikasi sejauh mana peserta didik mencapai tujuan pembelajaran, (3) menggunakan rating skala atau interval nilai, atau pendekatan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan pendidik dalam mengembangkannya. Berikut adalah penjelasan pendekatan yang dimaksud dalam menentukan ketercapaian suatu tujuan pembejaran.
Jenis Penilaian
Berikut ini ikhtisar jenis penilaian saat ini (diadaptasi dari Deißinger/Hellwig 2011, 18):
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode asesmen apa pun tetap proses asesmennya melalui memeriksa, mengkategorikan, dan memberi peringkat. Untuk memeriksa itu menggunakan daftar ceklis, mengkategorikan melalui rubrik, dan memberi peringkat dengan rating skala.
Daftar ceklis, rubrik, dan rating skala adalah alat yang menyatakan kriteria khusus dan memungkinkan guru dan siswa mengumpulkan informasi dan membuat penilaian tentang apa yang diketahui dan dapat dilakukan siswa sehubungan dengan hasil. Mereka menawarkan cara sistematis untuk mengumpulkan data tentang perilaku, pengetahuan, dan keterampilan tertentu.
Kualitas informasi yang diperoleh melalui penggunaan daftar ceklis, rubrik, dan rating skala sangat bergantung pada kualitas deskriptor yang dipilih untuk asesmen. Manfaat mereka juga tergantung pada keterlibatan langsung siswa dalam penilaian dan pemahaman umpan balik yang diberikan.
Tujuan Penggunaan Daftar Ceklis, Rubrik, dan Rating Skala
Tujuan dari daftar ceklis, rubrik, dan rating skala adalah untuk:
1. menyediakan instrumen asesmen untuk mendokumentasikan secara sistematis
2. menyediakan instrumen untuk penilaian diri
3. memberikan sampel kriteria untuk siswa sebelum mengumpulkan dan mengevaluasi data tentang pekerjaan mereka
4. mencatat pengembangan keterampilan khusus, strategi, sikap dan perilaku yang diperlukan untuk mendemonstrasikan pembelajaran
5. mengklarifikasi kebutuhan pembelajaran siswa dengan menghadirkan catatan pencapaian saat ini.
Kiat untuk Mengembangkan Daftar Ceklis, Rubrik, dan Rating Skala
1. Gunakan daftar periksa, skala peringkat, dan rubrik terkait dengan hasil dan standar.
2. Gunakan format sederhana yang dapat dipahami oleh siswa dan yang akan mengkomunikasikan informasi tentang pembelajaran siswa kepada orang tua.
3. Pastikan bahwa karakteristik dan deskriptor yang tercantum jelas, spesifik, dan dapat diamati.
4. Mendorong siswa untuk membantu dengan membangun kriteria yang sesuai. Misalnya, deskriptor apa yang menunjukkan tingkat kinerja dalam pemecahan masalah?
5. Pastikan daftar periksa, skala penilaian, dan rubrik diberi tanggal untuk melacak kemajuan dari waktu ke waktu.
6. Sisakan ruang untuk merekam catatan anekdot atau komentar.
7. Gunakan templat generik yang sudah familiar bagi siswa dan yang dapat ditambahkan berbagai deskriptor dengan cepat, bergantung pada hasil yang sedang dinilai.
8. Berikan panduan kepada siswa untuk menggunakan dan membuat daftar periksa, skala penilaian, dan rubrik mereka sendiri untuk tujuan penilaian diri dan sebagai pedoman untuk penetapan tujuan
1. Daftar Ceklis
Daftar ceklis biasanya menawarkan format ya/tidak sehubungan dengan unjuk kerja/kinerja/penampilan dari siswa tentang kriteria tertentu. Ini mirip dengan saklar lampu; lampu menyala atau mati. Mereka dapat digunakan untuk mencatat pengamatan individu, kelompok atau seluruh kelas secara klasikal.
Daftar Cek adalah alat rekam observasi memuat sebuah daftar pernyataan tentang aspek-aspek yang mungkin terdapat dalam sebuah situasi, tingkah laku, dan kegiatan (individu/ kelompok). Gejala-gejala perilaku siswa dapat diobservasi dengan instrumen/ pedoman daftar cek adalah: kebiasaan belajar matematika di kelas/ di rumah, kebiasaan belajar pada jam kosong dan saat guru tidak ada di kelas, kebiasaan dan keterampilan bekerja, aktivitas diskusi kelompok/ kelas, keterampilan komunikasi dengan teman sebaya pada jam istirahat, aktivitas ekstrakurikuler di sekolah (seperti Pramuka, KIR, PMR, Basket, Volly, dsb.), dan lain-lain topik yang relevan dengan kegiatan akademik dan non akademik di sekolah.
Manfaat Daftar Cek
Berbagai manfaat Daftar Cek untuk kepentingan pemahaman diri siswa di antaranya adalah (a) mencatat kemunculan sejumlah tingkah laku secara sistematis, (b) mencatat kemunculan sejumlah tingkah laku dalam waktu singkat, (c) mencatat kemunculan perilaku di dalam dan/ atau di luar sekolah, serta (d) mencatat kemunculan perilaku individu dan kelompok sekaligus.
Keunggulan dan Kelemahan Menggunakan Dafta Ceklis
Keunggulan
Ceklis mudah digunakan. Karena ceklis membutuhkan sedikit intruksi atau sedikit latihan, maka guru dapat dengan cepat belajar menggunakannya. Tidak seperti tes standar, ceklis dapat digunakan kapan saja asesmen diperlukan. Perilaku dapat dicatat sewaktu-waktu, ceklis selalu ditangan, kapan saja guru memiliki informasi baru, ia dapat memperbaharui catatan.
Kelemahan
Ceklis membutuhkan waktu untuk menggunakannya. Terutama bila guru-guru baru saja menggunakan ceklis, mereka melaporkan bahwa ketika mereka sedang menyimpan catatan tentang ceklis akan menggurangi waktu mereka dengan siswa.
Contoh Daftar Ceklis
Berdasarkan contoh di atas maka siswa yang dikatakan sudah mencapai tujuan pembelajaran kalau minimal 3 kriteria dari 4 kriteria yang ada sudah tercapai.
2. Rubrik
Rubrik menggunakan serangkaian kriteria untuk mengevaluasi kinerja siswa. Mereka terdiri dari skala pengukuran tetap dan deskripsi rinci tentang karakteristik untuk setiap tingkat kinerja. Deskripsi ini berfokus pada kualitas produk atau kinerja dan bukan kuantitasnya; misalnya, bukan jumlah paragraf, contoh untuk mendukung ide, kesalahan ejaan. Rubrik biasanya digunakan untuk mengevaluasi kinerja siswa dengan maksud memasukkan hasil dalam nilai untuk tujuan pelaporan. Rubrik dapat meningkatkan konsistensi dan keandalan penilaian.
Rubrik menggunakan serangkaian kriteria khusus untuk mengevaluasi kinerja siswa. Mereka dapat digunakan untuk menilai individu atau kelompok dan, seperti skala peringkat, dapat dibandingkan dari waktu ke waktu.
Mengembangkan Rubrik dan Kriteria Penilaian
Rubrik semakin diakui sebagai cara untuk menilai pembelajaran siswa secara efektif dan mengkomunikasikan harapan secara langsung, jelas dan ringkas kepada siswa. Dimasukkannya rubrik dalam sumber pengajaran memberikan kesempatan untuk mempertimbangkan seperti apa demonstrasi pembelajaran itu, dan untuk menggambarkan tahapan dalam pengembangan dan pertumbuhan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan. Agar paling efektif, rubrik harus memungkinkan siswa untuk melihat perkembangan penguasaan dalam pengembangan pemahaman dan keterampilan.
Rubrik harus dibangun dengan masukan dari siswa bila memungkinkan. Awal yang baik adalah menentukan seperti apa kualitas kerja berdasarkan hasil pembelajaran. Contoh prestasi perlu digunakan untuk menunjukkan kepada siswa apa kinerja yang sangat baik atau dapat diterima. Ini memberikan kumpulan karya berkualitas bagi siswa untuk digunakan sebagai poin referensi. Setelah standar ditetapkan, mudah untuk menentukan seperti apa tingkat teladan dan tingkat kinerja yang kurang memuaskan. Rubrik terbaik memiliki tiga sampai lima tingkat deskriptif untuk memungkinkan diskriminasi dalam evaluasi produk atau tugas. Rubrik dapat digunakan untuk tujuan sumatif untuk mengukur nilai dengan menetapkan skor untuk masing-masing dari berbagai tingkatan.
Saat mengembangkan rubrik, pertimbangkan hal berikut:
1. Apa hasil spesifik dalam tugas?
2. Apakah siswa memiliki pengalaman dengan ini atau tugas serupa?
3. Seperti apa kinerja yang luar biasa itu? Apa kualitas yang membedakan respon yang sangat baik dari tingkat lain?
4. Seperti apa tanggapan lain di sepanjang kontinum kualitas kinerja?
5. Apakah setiap deskripsi secara kualitatif berbeda dari yang lain? Apakah ada jumlah deskriptor yang sama pada setiap tingkat kualitas? Apakah perbedaannya jelas dan dapat dipahami oleh siswa dan orang lain?
Contoh Rubrik
Berdasarkan contoh di atas maka siswa yang dikatakan sudah mencapai tujuan pembelajaran kalau minimal dengan 2 kriteria yang ada berada pada posisi cakap.
3. Rating Skala
Rating Skala memungkinkan guru untuk menunjukkan tingkat atau frekuensi perilaku, keterampilan, dan strategi yang ditampilkan oleh siswa. Untuk melanjutkan analogi sakelar lampu, rating skala seperti sakelar peredup yang menyediakan berbagai tingkat kinerja. Skala penilaian menyatakan kriteria dan memberikan tiga atau empat pilihan jawaban untuk menggambarkan kualitas atau frekuensi pekerjaan siswa.
Guru dapat menggunakan rating skala untuk mencatat pengamatan dan siswa dapat menggunakannya sebagai instrumen penilaian diri. Mengajar siswa untuk menggunakan kata-kata deskriptif, seperti selalu, biasanya, kadang-kadang, dan tidak pernah membantu mereka menunjukkan kekuatan dan kebutuhan tertentu. Rating skala juga memberikan informasi kepada siswa untuk menetapkan tujuan dan meningkatkan kinerja. Dalam rating skala, kata deskriptif lebih penting daripada angka terkait. Semakin tepat dan deskriptif kata-kata untuk setiap titik skala, semakin andal instrumen tersebut.
Rating skala yang efektif menggunakan deskriptor dengan ukuran yang dipahami dengan jelas, seperti frekuensi. Skala yang mengandalkan deskriptor subjektif kualitas, seperti adil, baik atau sangat baik, kurang efektif karena kata sifat tunggal tidak berisi informasi yang cukup tentang kriteria apa yang ditunjukkan pada masing-masing poin pada skala tersebut.
Contoh Rating Skala
Berdasarkan contoh di atas maka siswa yang dikatakan sudah mencapai tujuan pembelajaran kalau berada pada minimal pada rentang 61 – 80. Jadi bukan angka mutlak seperti pada KKM di Kurikulum 2013. Mendekati rentang saja siswa sudah dikatakan mencapai tujuan pembelajaran atau tuntas.
Nilai Tambah
Tingkatkan nilai penilaian dari daftar ceklis atau rating skala dengan menambahkan dua atau tiga langkah tambahan yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi keterampilan yang ingin mereka tingkatkan atau keterampilan yang menurut mereka paling penting. Misalnya:
· beri bintang di samping keterampilan yang menurut Anda paling penting untuk menyemangati siswa lain.
· lingkari keterampilan yang paling ingin Anda tingkatkan
· garis bawahi keterampilan yang paling menantang bagi Anda.
Sumber:
Kemendikbudristek. 2022. Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah. Jakarta.
Deißinger T. 2011. Structures and functions of Competency-based Education and Training CBET a comparative perspective. Beiträge aus des praxis der beruflichen bildung.
https://www.learnalberta.ca/content/mewa/html/assessment/checklists.html